KESEDERHANAAN DALAM HITAM PUTIH

Warna secara psikologis punya pengaruh terhadap rasa. Warna-warna tertentu menjadi simbol dari sesuatu. Merah misalnya melambangkan keberanian, hitam melambangkan kemurungan, putih melambangkan kesucian. Warna-warna terang melambangkan keceriaan. Warna hitam putih adalah warna yang menunjukkan kesederhanaan.

Dalam dunia fotografi, warna merupakan salah satu elemen penting dalam membuat suatu karya foto. Menatap karya foto hitam putih, kadang menimbulkan kesan yang lain. Kadang timbul eksotis, mistis, religis dan menunjukkan pernyataan yang lebih bermakna mendalam. Pernyataan Ansel Adam seniman fotografi abad ini "Forget what it looks like. How does is feel?" Menjadi tak berlebihan dalam kontek ini.

Kesederhanaan sebuah kata yang mudah sekali diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan. Dalam kondisi bangsa yang mempunyai utang ribuan trilyun, kesederhanaan menjadi kata kunci yang semestinya dilakukan mulai dari pejabat kelurahan sampai pejabat paling tinggi beserta wakil-wakil rakyatnya. Mereka semestinya bisa menjadi panutan masyarakat.

Apakah mereka bisa menjadi panutan dalam hal kesederhanaan ?....................................................

Justru dalam kehidupan petani, nelayan, buruh, orang yang terpinggirkan kadang kita malah bisa menemukan contoh kesederhanaan.

Bisakah kita berkesederhanaan? .............................

Senin, 28 Februari 2011

PERGERAKAN KAMERA dalam TELEVISI



KAMERA TETAP
Kamera tetap yang bergerak adalah lensa dan head kamera pada mounting kamera diatas tripod atau pedestal. Gerakannya berupa zomm-in/out dan pan, tilt up/down, pedestal up/down.

Panning kamera
Dengan melakukan panning akan terjalin hubungan antara dua buah subyek atau tempat. Panning menggerakkan kepala kamera ke kanan/ke kiri. Sebuah pan yang dilakukan secara perlahan-lahan dan halus dapat menimbulkan keuntungan ataupun kerugian, ini tentunya tergantung bagaimana dipergunakan untuk merekam gambar-gambar yang diinginkan.
Apabila kamera secara perlahan melakukan panning terhadap sebuah subyek secara terus-menerus, daya tariknya akan meningkat sehingga penonton tetap pada subyek tersebut, sehingga membangun titik klimats. Akan tetapi sebuah pan yang dilakukan secara perlahan dan tidak didasarkan pada suatu motivasi akan menghilangkan titik perhatian.
Following pan
Following pan merupakan pergerakan kamera yang paling umum dilakukan. Kamera akan mengikuti sebuah subyek yang lagi bergerak dengan sebuah pan. Panning dengan sebuah long-shot akan mengakibatkan penonton dapat melihat hubungan yang terjadi antara subyek dan lingkungannya. Interaksi visual tercipta antara subyek dan background yang bergerak sehingga menimbulkan dampak yang dinamis.
Surveying pan
Kamera secara berlahan akan menyusuri pemandangan alam atau sekelompok orang sehingga menyebabkan penonton dapat melakukan observasi berdasarkan apa yang ingin dilihat mereka dalam gambar tersebut.
Pergerakan ini menimbulkan unsur dramatik dan rasa ingin tahu yang besar dalam diri penonton.
Interrupted pan
Pan ini merupakan sebuah pergerakan halus yang dengan tiba-tiba dihentikan untuk menghubungkan dua buah subyek yang terpisah satu dengan lainnya. Contoh : kamera mengikuti pergerakan segerombolan anak muda, mereka melewati seorang gadis cantik, kamera berhenti pada si gadis, gerombolan anak muda berjalan terus, seorang anak muda muncul dalam gambar (in frame) dan menyapa gadis tersebut.

KAMERA BERPINDAH
Kamera berpindah dengan menggerakkan tripod/pedestal dengan mendekati subyek (track-in), menjauhi subyek (track-out), gerakan membentuk garis lurus sejajar dengan subyek (truck/crab) dan gerakan membentuk garis setengah lingkaran terhadap subyek (arcing/swing)

Track-in/dollying-in
Pergerakan ini merupakan pergerakan ke subyek. Track-in menimbulakan peningkatan titik perhatian, rasa ingin tahu dan rasa tegang (tension), ingin melibatkan penonton (efek subyektif), seakan-akan penonton sendiri yang maju ke subyek tersebut, karena lensa seakan-akan mata penonton.
Track-out/Dollying-back
Pergerakan ini dengan secara perlahan mengurangi kekuatan titik/pusat perhatian dan sekaligus mengurangi rasa tegang, keingintahuan atau harapan.
Crabbing/trucking
Bergerak melintasi scene (adegan) secara paralel dengan set ataupun pergerakan subyek. Efek trucking (crabbing) sering dihubungkan dengan harapan, menyelidiki, observasi dan yang penting adalah memperlihatkan bagian lain dari subyek.
Yang paling penting diperhatikan adalah setiap pergerakan kamera adalah berdasarkan motivasi, smooth dan kecepatan.
Swing/Arcing
Mengelilingi sebuah subyek untuk melihat dari titik pandang yang lain, seakan-akan pergerakan ini dilakukan oleh penonton bila swing untuk satu orang (subyek diam).
Swing untuk dua orang, pergantian posisi kamera dengan melakukan swing/arcing akan menolong wajah seseorang yang sebagian tertutup oleh bagian badan orang lain.

Jumat, 25 Februari 2011

Dudukan Kamera di Studio Televisi


Kamera di Studio Televisi biasanya ditopang oleh sebuah penyangga, penyangga ini dapat berupa tripod, pedestal atau crane.

A. PEDESTAL
Ketinggian kamera yang ditopang dengan pedestal dapat diatur dengan mempergunakan steering wheel yang biasanya berbentuk lingkaran, ketinggiannya umumnya setinggi 2 meter dan serendah-rendahnya 1 meter.
Dengan mempergunakan penopang pedestal kedudukan kameranya lebih stabil dan mampu bergerak dengan lincahnya kesegala arah didalam studio televisi.

B. CRANE

Crane sering dipergunakan dalam pelaksanaan shooting diluar studio, akan tetapi ada juga dipergunakan didalam studio (seperti acara-acara show musik). Dengan menggunakan crane dimungkinkan kedudukan kamera lebih tinggi.
Keuntungan yang didapat aoabila menggunakan crane adalah benda-benda didalam dekorasi yang digunakan sebagai foreground tidak menjadi halangan.

C. TRIPOD

Jenis tripod ada dua macam, jenis pertama yang statis, artinya tripod ini berdiri tegak ditempatnya. Yang kedua tripod yang dapat bergerak disebut juga sebagai rolling tripod. Kedua jenis tripod ini sering digunakan untuk siaran luar (live, produksi di luar studio, sinetron, feature & stok shot).

D. Hand Held Camera

Penyangga kamera agar stabil dapat pula digunakan body brace atau model lainnya seperti steadicam.

Salam Indonesia ...

Rabu, 23 Februari 2011

Bahasa Pergerakan Kamera (Camera Moving) dalam Tata Fotografi Televisi


Tata fotografi televisi tak lepas dengan apa yang dinamakan camera moving. Camera moving merupakan pergerakan kamera, dalam dunia pertelevisian mempunyai bahasa tersendiri yang harus diketahui bagi yang bekerja di televisi.
Bahasa yang digunakan untuk menggerakkan kamera berupa komando pengarah acara dari ruang kontrol ke kamera yang berada di dalam studio televisi atau dari ruang kontrol EFP Van/OB Van ke kamera yang berada di lapangan sepak bola misalnya.
Kamera di dalam studio televisi, biasanya ditempatkan  pada dudukan kamera berupa tripod, pedestal atau crane.
Di dalam studio gerakan kamera televisi bahasanya berupa komando seperti :
TILT-UP berarti kepala kamera digerakkan keatas (menengadah/mendongak keatas) dengan posisi kamera tetap ditempat.
TILT-DOWN berarti kepala kamera digerakkan kebawah (menunduk) dengan posisi kamera tetap ditempat.
PAN KIRI berarti menggerakkan kepala kamera kekiri.
PAN KANAN berarti menggerakkan kepala kamera kekanan.
TRACK-IN berarti kamera maju (mendekati obyek).
TRACK-OUT berarti kamera mundur (menjauhi obyek).
CRAB KANAN berarti kamera bergerak kearah samping kanan obyek, membentuk garis lurus terhadap obyek.
CRAB KIRI berarti kamera bergerak ke arah samping kiri obyek, membentuk garis lurus terhadap obyek.
ARCING/SWING berarti kamera bergerak setengah lingkaran terhadap obyek.
PEDESTAL-UP berarti kamera yang digerakkan keatas/Pedestalnya digerakkan keatas.
PEDESTAL-DOWN berarti kamera digerakkan kebawah/Pedestalnya digerakkan kebawah.
CRANE TILT-UP berarti crane mendongak keatas, kamera bergerak keatas.
CRANE TILT-DOWN berarti crane menunduk kebawah, kamera digerakkan kebawah.
CRANE-OUT berarti gerakan crane mundur dari obyek.
CRANE-IN berarti gerakan crane maju menuju obyek.
ZOOM-IN berarti kamera diam tetapi yang bergerak adalah focal lenght lens, obyek akan mendekat dan menjadi besar.
ZOOM-OUT berarti kamera diam tetapi yang bergerak adalah focal lenght lens, obyek akan menjauh dan mengecil.
Pergerakan kamera dapat pula berupa komando penggabungan seperti pan kiri dengan zoom-in, pan kanan dengan zoom-out, dll.
Bahasa pergerakan kamera perlu dipahami bagi yang berkecimpung di dunia pertelevisian terutama  kameraman.

Senin, 21 Februari 2011

Bahasa Shot dalam Tata Fotografi Televisi


Dalam tata fotografi televisi membahas tentang ketentuan tata fotografi televisi terutama menentukan operasional kamera dalam pembuatan shot-shot yang harus dipergunakan dalam pembuatan paket produksi televisi di dalam studio ataupun diproduksi di luar studio. Untuk itu harus paham bahasa televisi, bahasa shot, bahasa pergerakan kamera dan lain-lain.
Bahasa televisi memerlukan bahasa tersendiri yang bersifat komando, pendek, tegas, cepat dan tepat. Bahasa ini memerlukan pengetahuan khusus, bahasa internasional dan dimengerti di manca negara serta dimengerti orang-orang yang bekerja di media televisi.
Bahasa shot misalnya, bahasa ini dipergunakan untuk komando dari pengarah acara diruang kontrol studio/OB van ke kameraman di dalam studio atau di luar studio.
Kebanyakan dari gambar televisi adalah shot dari orang, dan tidaklah mengherankan apabila ukuran dasar dari shot-shot yang sering dipergunakan adalah berdasarkan ukuran badan manusia.
Ada lima shot dasar yang biasa dipergunakan dalam pertelevisian adalah close-up (C.U), medium close-up, mid-shot (MS), medium long-shot dan long shot (LS).
Apabila ada aktor atau aktris yang mau diambil untuk membuat shot maka penulisannya:
MS              "Rita"
MCU           "Rina"
CU              "Raja"
KNEE S      "Aji"
LS               "Angga"
Close shot akan menimbulkan antara lain efek yang kuat dari gambar, konsentrasi titik interest, timbulnya reaksi, tanggapan dan emosi. Long-shot dapat menimbulkan satu suasana dan dapat memperlihatkan arah, tujuan dan maksut dari pada suatu pergerakan yang terjadi.
Medium shot paling umum dijumpai dalam televisi. Jenis shot ini adalah paling aman, karena tidak ada penekanan khusus seperti halnya pada long shot dan close shot. Semua adegan bisa ditampilkan dengan netral disini.
Shot-shot yang sering dipergunakan dalam pertelevisian berdasarkan ukuran orang yang terdapat di dalam gambar adalah :
1. ECU (Extreme close-up)     -detail shot
2. VCU (Very close-up)          -face shot
3. BCU (Big close-up)             -full head
4. CU (Close-up)
5. MCU (Medium close-up)
6. MS (Medium shot)
7. Knee (Knee shot (3/4 shot)) /MLS(Medium long-shot)
8. FS (Full shot)
9. LS (Long shot)
10. ELS (Extrem long shot)  / XLS (Extra long-shot)
Bahasa-bahasa shot ini perlu dipahami bagi mereka yang mau terjun di dunia pertelevisian selain bahasa televisi itu sendiri dan bahasa pergerakan kamera. (YP dari berbagai sumber)

Rabu, 16 Februari 2011

Jenis Filter Untuk Memotret

SUARA PEMBAHARUAN, YUDANTO PRAYITNO

Filter secara harfiah berarti penyaring, di bidang fotografi berarti penyaring cahaya sebelum mempengaruhi emulsi film. Filter bekerja dengan cara menyerap atau menghambat sebagian dari warna cahaya yang berlawanan dengan warna filter tersebut. Kita ketahui bahwa cahaya matahari sebenarnya terdiri dari cahaya warna seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru serta ungu.
Untuk mengetahui warna cahaya yang berlawanan kita perlu ingat mencampur warna secara aditif (penambahan). Mencampur warna cahaya tidaklah sama dengan mencampur warna cat misalnya.
Warna cahaya biru, hijau dan merah bila dicampur akan menghasilkan warna putih, tidak demikian bila kita mencampur warna cat biru, hijau serta merah.
Biru, hijau dan merah merupakan warna-warna utama cahaya artinya bukan warna-warna campuran.
Bahkan bila kita mencampur warna-warna utama maka akan memperoleh warna lain.
Seperti warna biru dengan hijau menghasilkan warna sian (cyan). Hijau dengan merah menghasilkan warna kuning. Merah dengan biru menghasilkan magenta.
Untuk memudahkan kita belajar warna cahaya, kita bisa bikin lingkaran warna. Warna biru lawan dari kuning, hijau lawan dari magenta sedangkan merah lawan dari sian. Warna yang berseberangan adalah warna lawannya.
Filter berwarna biru akan menyerap atau menghambat sebagian dari warna lawannya yaitu kuning juga sedikit merah, serta meluluskan warna biru.
Demikian pula sebaliknya, filter berwarna kuning akan menghambat sebagian warna lawannya yaitu biru dan meluluskan warna kuning dan merah.
Filter berwarna lebih sering digunakan untuk pemotretan dengan menggunakan film hitam putih (B/W) yang berfungsi menambah kontras. Warna filter bila sama dengan warna subyek maka akan menghasilkan warna lebih putih, sedang warna lawan dari filter akan lebih gelap. Bila filter ini dipakai untuk pemotretan dengan film warna maka semua bidang film akan berwarna sesuai dengan warna filter.

Faktor Penyaring
Bila kita melakukan pemotretan tanpa filter maka cahaya yang masuk tidak akan disaring, dalam arti cahaya yang masuk tidak mengalami pengurangan.
Bila kita memasang filter di depan lensa kamera maka akan terjadi pengurangan pencahayaan, karena itu perlu penambahan jumlah cahaya yang masuk dengan mengkompensasikan dengan memperbesar bukaan diafragma atau memperlambat kecepatan rana.
Berapa penambahan cahaya tergantung faktor penyaring (Filter Factor/FF). Faktor penyaring didefinisikan sebagai angka yang menentukan berapa banyak pencahayaan yang harus ditambah. Setiap filter mempunyai faktor penyaring masing-masing, ditandai dengan angka yang diikuti tanda "X".
Ada filetr dengan angka filter faktor (FF) 1X sampai 1,5X, berarti kita harus menambah pencahayaan 0,5 f/stop dibanding bila kita memotret tanpa menggunakan filter untuk mendapatkan hasil pencahayaan yang optimal.
Angka FF 1,75X sampai 2,5X memerlukan penambahan pencahayaan 1 f/stop, 3X sampai 5X memerlukan penambahan pencahayaan 2 f/stop, 6X sampai 8X memerlukan penambahan pencahayaan 3 f/stop, dan bila filter mempunyai angka FF 12X maka memerlukan penambahan pencahayaan 4 f/stop.

Macam Filter
Macam filter yang ditemukan di pasaran sangat banyak. Umumnya terbuat dari bahan selluloid (plastik) atau gelas. Sedangkan bentuk ada yang bulat ada yang persegi empat. Macam filter antara lain:
Filter warna. Filter ini lebih sering digunakan untuk pemotretan dengan menggunakan film hitam putih (B/W). Ada warna kuning, oranye, merah, hijau dan biru. Jenis filter ini lebih berfungsi menambah kontras. Misalnya bila kita memotret mobil warna oranye di tepi pantai dengan latar belakang berupa laut berwarna biru, maka hasil warna abu-abunya hampir sama bila menggunakan film hitam putih. Untuk membedakan dan supaya timbul kontras maka perlu ditambah filter kuning sehingga mobil lebih terang sedangkan laut lebih gelap.
Untuk menambah kontras antara warna biru langit dan awan bisa dipasang filter merah sehingga langit manjadi lebih gelap dan awan akan nampak lebih putih.
Filter Normal. Filter ini lebih berfungsi sebagai penutup lensa agar disaat dibersihkan cukup dengan membersihkan filternya dan tidak pada lensanya. Filter ini tidak mengubah cahaya maupun warna dari subyek sehingga bisa dipasang terus.
Filter ND (Neutral Density). Filter ini sifatnya mengurangi kekuatan cahaya yang akan sampai ke lensa dan diteruskan ke film. Pemanfaatan filter ND ini misalnya bila kita memotret dengan film kecepatan tinggi sedangkan cahaya sangat kuat, akibatnya akan kelebihan pencahayaan walaupun kita sudah memberi pencahayaan yang minim. Dengan memasang filter ND di depan lensa, cahaya yang lulus berkurang, sehingga kita lebih mudah mengatur pencahayaan. ND merupakan simbul dari filter ini.
Filter UV (Ultra Violet). Filter ini mempunyai fungsi menghalangi sinar ultra violet. Sinar ultra violet mempengaruhi film dengan menimbulkan warna kebiruan. Sehingga hasil foto pada pencahayaan yang banyak mengandung ultra violet seperti pegunungan atau di daerah permukaan air yang luas adalah kebiruan bila tanpa filter ini. Filter ultra violet tidak berwarna serta tidak menghambat spektrum sehingga bisa dipasang terus di depan lensa kamera. UV merupakan simbul dari filter ini.
Filter Polarisasi (Polarizing Filter). Filter ini berfungsi untuk menyerap cahaya yang memantul dan membiarkan cahaya yang tidak memantul. Bisa digunakan untuk memotret ikan di aquarium atau kolam, bisa pula untuk memotret barang di etalase. Bisa juga digunakan untuk membirukan warna langit. PL merupakan simbul filter ini.
Filter Gradasi. Filter ini setengah bidang akan berbeda warna dengan setengahnya. Misalnya ada filter setengah biru setengah merah, setengah hijau setengahnya oranye serta ada yang setengah bidang filter warna tertentu sedang setengahnya bening. Filter ini bisa dimanfaatkan untuk membuat foto yang unik, menarik serta bernilai seni.
Skylight Filter. Filter ini warnanya merah jambu muda. Digunakan bila kita memotret dalam keadaan langit bersih tanpa awan atau tanpa kabut sehingga warnanya biru sekali. Untuk menghambar warna biru langit yang berlebihan kita bisa memakai filter ini. 1A merupakan simbul untuk filter ini.
Haze Filter. Filter ini warnanya sedikit kekuningan. Digunakan pada saat cuaca cerah, tapi pemandangan yang kita lihat diliputi kabut atmosfer. Keadaan seperti ini dapat kita temui di pegunungan. Pengaruh kabut ini bisa dicegah dengan haze filter.
Filter Konversi. Filter ini mengubah suhu warna cahaya yang menerangi subyek pemotretan, dari warna cahaya siang hari ke warna cahaya lampu atau sebaliknya. Ada dua jenis filter konversi : Pertama, filter biru untuk menaikkan suhu warna cahaya yang akan mengolah emulsi film. Kedua, filter kuning untuk menurunkan suhu warna cahaya yang akan mengolah emulsi film.
Soft Filter. Filter ini berfungsi untuk memberi kesan lembut. Dapat digunakan untuk pemotretan wajah sehingga memberi kesan halus pada permukaan kulit.
Star Filter. Filter ini menghasilkan efek bintang pada hasil foto.
Multiple vision Filter. Filter ini memberikan lebih satu gambar pada subyek yang sama pada hasil foto.
Morning-evening Filter. Filter ini berwarna biru muda. Digunakan untuk mengoreksi warna yang terlalu kuning pada saat matahari pagi dan sore.
Foq Filter. Filter ini menghasilkan efek seolah berkabut.
Untuk membeli filter yang macamnya banyak, pemotret hendaknya mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan keuangan sehingga tidak terjadi pemborosan (Yudanto Prayitno)

Selasa, 01 Februari 2011

Komposisi

SUARA PEMBAHARUAN, YUDANTO PRAYITNO

Di dunia seni, komposisi cukup memegang peranan dalam menghasilkan suatu karya seni yang apik dan menarik. Baik itu seni lukis, seni musik, seni dalam mengatur ruangan ataupun di dunia fotografi. Bahkan di dunia fotografi ada suatu pendapat bahwa untuk menghasilkan foto yang baik salah satu syaratnya adalah komposisi yang baik, selain syarat lain seperti ketajaman gambar dan pencahayaannya.
Sebagai penggemar fotografi tidaklah lengkap bila hanya bisa membuat gambar di film tanpa diimbangi dengan pengetahuan tentang komposisi. Sebab komposisi mempunyai peranan dalam menambah nilai-nilai artistik, estetika dan bisa menonjolkan subjek utama foto yang kita buat.
Kita dapat memanfaatkan pengetahuan tentang komposisi untuk membentuk adanya kesan ruang. Bagi pemula di bidang fotografi, tampaknya sering mengabaikan komposisi karena masih terpecah konsentrasinya terutama dalam memilih kecepatan rana, bukaan diafragma, fokus, mengatur jarak dan lain sebagainya.
Bagi pemula latihan yang berkesinambungan sambil mempelajari dasar-dasar komposisi adalah cara yang terbaik.
Pengertian komposisi menurut Amir Hamzah Suleiman dalam bukunya Dasar-Dasar Pemotretan dengan Film Berwarna adalah penempatan dan penyusunan bagian-bagian sebuah gambar untuk membentuk kesatuan dalam sebuah bidang tertentu sehingga enak dipandang.
Komposisi bagi fotografi adalah suatu seni menempatkan gambar, benda-benda dan menyusun garis-garis dalam batas-batas bidang gambar sedemikian rupa sehingga dapat menyatakan dengan jelas apa yang terkandung didalamnya, supaya menyenangkan dipandang. Hal ini dinyatakan oleh Dadan Efendi dalam buku Pengetahuan Pragtis Fotografi.
Prof. Dr. R.M. Soelarko memberikan batasan komposisi sebagai pengertian seni rupa adalah susunan gambar dalam batasan ruang. Batasan ruang ini merupakan limitasi, sekaligus syarat mutlak bagi adanya komposisi.
Menyusun komposisi di dunia fotografi mempunyai pengertian sebagai upaya menyusun elemen-elemen foto seperti warna (nada kelabu dalam fotografi hitam putih), pola, tekstur, bentuk di dalam batasan suatu ruang. Sehingga dari elemen foto yang berlainan menjadi satu kesatuan yang saling mengisi dan mendukung satu sama lain sehingga lebih enak dipandang.
Tidak ada cara maupun aturan khusus tentang komposisi, yang ada hanyalah petunjuk yang bila diikuti dapat memberikan hasil yang baik dan lebih memuaskan. Namun semua itu tergantung dari selera dan rasa seni yang dipunyai si pemotret.
Untuk mempermudah penempatan dan penyusunan bagian-bagian gambar, mula-mula harus membuang bagian-bagian yang tidak penting. Supaya pusat perhatian (focus of interest) menonjol, bisa mengurangi latar belakang dan latar depan yang tidak ada gunanya.
Ada beberapa pedoman sederhana yang bisa dicoba untuk mendapatkan komposisi yang menarik.
Hendaknya jangan letakkan subjek utama (focus of interest) di pusat ruangan serta terlalu dekat dengan sisi-sisi gambar. Subjek utama dipusat ruangan kurang menarik perhatian mata, kalau terlalu ke sisi mengarahkan mata ke luar bingkai dan membuat gambarnya sangat tidak seimbang.
Cakrawala atau kaki langit jangan membagi gambar tepat setengah ruang. Letakkan agak ke bawah sepertiga, atau keatas duapertiga.
Untuk menggambarkan jarak yang jauh, letakkan cakrawala yang rendah.
Mata biasanya mencari cahaya, sehingga pusat perhatian yang terang dengan latar belakang gelap menarik mata lebih kuat dari pada gelap dengan latar belakang terang.
Coba menyusun gambar sedemikian sehingga mata akan diarahkan pada gambar itu dari salah satu sudut di bawah.
Orang atau barang apapun yang manghadap pada arah tertentu (misalnya mobil) hendaknya mempunyai ruangan yang lebih besar di depannya daripada di belakangnya.
Jika membuat gambar pemandangan, usahakan untuk mengikutsertakan barang yang tegak atau kokoh pada latar depan (misalnya sebuah pohon, karang dll), sehingga akan menghasilkan keseimbangan dan kedalaman pada pemandangan itu.
Jika membuat sebuah gambar orang, usahakan latar belakangnya tidak ramai, sehingga hasil gambar orang terbenam oleh latar belakangnya. Jika tidak dimungkinkan bikin latar belakangnya kabur dengan menggunakan bukaan diafragma yang besar, sehingga ruang ketajaman menjadi dangkal (sempit) dan latar belakangnya menjadi kabur (out of focus). Dengan demikian garis-garis orangnya menjadi tajam. Dapat pula dilakukan dengan sudut pemotretan rendah (berlutut) untuk memperoleh gambar orang bergaris tepi yang tajam dengan langit.
Hati-hati terhadap latar belakang tiang listrik, tiang telpon, tiang bendera, rentangan kabel-kabel (kawat) dan sebagainya di atas kepala. Faktor ini akan tidak begitu kentara pada jendela pembidik tetapi pada gambar berdemensi dua akan mengacaukan sekali.
Jika memotret ada garis-garis sejajar horizontal usahakan mengimbangi dengan garis-garis sejajar vertikal (pohon misalnya).
Letakkan pusat perhatian pada garis-garis yang paling melintang diagonal pada gambar. Garis diagonal dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas adalah garis imajinasi yang enak dipandang.
Bagi pemotret untuk mendapatkan komposisi yang baik dapat dilakukan sebelum menekan tombol pelepas rana dengan cara mengatur sudut pemotretan. Kemudian menunggu saat momen yang tepat dan mengatur subjek yang akan dipotret sehingga memenuhi selera komposisi yang kita inginkan. Dapat pula memperbaiki komposisi saat mencetak foto.
Untuk mendapatkan komposisi yang baik jangan gambarkan terlalu banyak. Yang sedikit itu indah. (Yudanto Prayitno)