KESEDERHANAAN DALAM HITAM PUTIH

Warna secara psikologis punya pengaruh terhadap rasa. Warna-warna tertentu menjadi simbol dari sesuatu. Merah misalnya melambangkan keberanian, hitam melambangkan kemurungan, putih melambangkan kesucian. Warna-warna terang melambangkan keceriaan. Warna hitam putih adalah warna yang menunjukkan kesederhanaan.

Dalam dunia fotografi, warna merupakan salah satu elemen penting dalam membuat suatu karya foto. Menatap karya foto hitam putih, kadang menimbulkan kesan yang lain. Kadang timbul eksotis, mistis, religis dan menunjukkan pernyataan yang lebih bermakna mendalam. Pernyataan Ansel Adam seniman fotografi abad ini "Forget what it looks like. How does is feel?" Menjadi tak berlebihan dalam kontek ini.

Kesederhanaan sebuah kata yang mudah sekali diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan. Dalam kondisi bangsa yang mempunyai utang ribuan trilyun, kesederhanaan menjadi kata kunci yang semestinya dilakukan mulai dari pejabat kelurahan sampai pejabat paling tinggi beserta wakil-wakil rakyatnya. Mereka semestinya bisa menjadi panutan masyarakat.

Apakah mereka bisa menjadi panutan dalam hal kesederhanaan ?....................................................

Justru dalam kehidupan petani, nelayan, buruh, orang yang terpinggirkan kadang kita malah bisa menemukan contoh kesederhanaan.

Bisakah kita berkesederhanaan? .............................

Rabu, 19 Oktober 2011

Wajib Menangkap Raja yang Berkhianat.


Facebook : Tasawuf Djawa

Syekh 'Izuddin Ibn 'Abdissalam, ulama tasawuf yang diagungkan, tidak hanya berpangku tangan asyik dengan dirinya sendiri, melainkan sangat peduli terhadap kehidupan masyarakat, sampai-sampai berfatwa: "Wajib menangkap raja-raja Mamaluk yang berkhianat kepada kaum muslimin, rakyat mereka sendiri".

Bukan seperti gambaran salah sebagaimana halnya kisah para Raja tempo dulu, seorang Raja, seorang Kepala Negara, seorang Presiden atau Perdana Menteri dengan jajaran Kabinetnya di era globalisasi sekarang ini, adalah pelayan rakyatnya.

Sesungguhnya sejak awal peradaban Islam, Kanjeng Nabi Muhammad Saw dan empat Khalifah sesudahnya, sudah memberikan teladan bagaimana seorang pemimpin harus memberikan contoh hidup sederhana dan melayani rakyatnya.

Mereka tidur di atas selembar tikar yang kasar, berpakaian dengan hanya dua atau tiga jubah yang dipakai bergantian dan harus ditambal di sana-sini, serta makan hanya dengan roti yang terbuat dari tepung kasar sebagaimana rakyat kebanyakan waktu itu. Bahkan Umar memanggul sendiri serta memasakkan roti untuk rakyatnya yang dijumpainya hidup dalam kemiskinan, sebagai bentuk hukuman terhadap dirinya sendiri.

Kemiskinan menurut Khalifah Ali , “ seandainya itu berupa manusia maka akan kubunuh dia”. Seorang Pemimpin yang hidup bergelimang kemewahan sementara banyak rakyatnya yang masih hidup dalam kubangan kemiskinan, apalagi membuat kebijakan-kebijakan yang mengakibatkan kesengsaraan rakyat, sama dengan berlaku tidak adil alias zolim. Sedangkan ketidakadilan ataupun kezoliman haruslah dilawan, jika perlu diperangi.

Maasyaa Allaahu la quwwata illaa billaah.