KESEDERHANAAN DALAM HITAM PUTIH

Warna secara psikologis punya pengaruh terhadap rasa. Warna-warna tertentu menjadi simbol dari sesuatu. Merah misalnya melambangkan keberanian, hitam melambangkan kemurungan, putih melambangkan kesucian. Warna-warna terang melambangkan keceriaan. Warna hitam putih adalah warna yang menunjukkan kesederhanaan.

Dalam dunia fotografi, warna merupakan salah satu elemen penting dalam membuat suatu karya foto. Menatap karya foto hitam putih, kadang menimbulkan kesan yang lain. Kadang timbul eksotis, mistis, religis dan menunjukkan pernyataan yang lebih bermakna mendalam. Pernyataan Ansel Adam seniman fotografi abad ini "Forget what it looks like. How does is feel?" Menjadi tak berlebihan dalam kontek ini.

Kesederhanaan sebuah kata yang mudah sekali diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan. Dalam kondisi bangsa yang mempunyai utang ribuan trilyun, kesederhanaan menjadi kata kunci yang semestinya dilakukan mulai dari pejabat kelurahan sampai pejabat paling tinggi beserta wakil-wakil rakyatnya. Mereka semestinya bisa menjadi panutan masyarakat.

Apakah mereka bisa menjadi panutan dalam hal kesederhanaan ?....................................................

Justru dalam kehidupan petani, nelayan, buruh, orang yang terpinggirkan kadang kita malah bisa menemukan contoh kesederhanaan.

Bisakah kita berkesederhanaan? .............................

Senin, 24 September 2012

Mitos Wartawan

Ada beberapa mitos mengenai sosok wartawan menurut Elvinaro Ardianto dalam buku handbook of public relations.
1. Wartawan bisa diundang kapan saja. Hal ini merupakan mitos sehingga sering kali suatu undangan konferensi pers suatu perusahaan atau lembaga tidak banyak dihadiri wartawan. Ketidakhadiran tentunya disebabkan wartawan tersebut menganggap undangan itu kurang memiliki nilai berita, lokasi undangan terlalu jauh, lokasinya sukar dijangkau kendaraan umum, sudah terlalu malam karena wartawan sudah lelah, dikejar deadline penyerahan naskah berita yang lain, dan banyak lagi faktor yang membuat wartawan tidak bisa diundang kapan saja. Lain halnya kalau ada berita yang bersifat hard news, seperti kebakaran super mall, tabrakan kereta api, pesawat jatuh, perampokan, bencana alam. Mereka akan mengejar peristiwa tersebut kendati sudah tertidur lelap di rumahnya, dan bukan pada jam kerja. Mereka harus berangkat untuk mengajar sumber berita hard news tadi.
2. Wartawan selalu memberitakan hal-hal negatif. Hanya mitos karena wartawan tidak sembarangan dalam membuat berita karena sebuah berita harus dilengkapi dengan fakta yang akurat. Selain itu, seorang redaktur sebagai kepanjangtanganan pemimpin redaksi akan melihat pantas tidaknya sebuah berita diturunkan.
3. Wartawan selalu komersial. Dengan semakin baiknya tingkat kesehatan manajemen perusahaan surat kabar, dan bermunculannya wartawan muda yang berpendidikan tinggi, praktik-praktik meminta imbalan (amplop) dari sumber berita sudah bukan zamannya lagi.
4. Wartawan selalu urakan. Wartawan masa kini yang berpendidikan tinggi dan sudah dibekali etika ketika meliput, sehingga ketika meliput pun menggunakan pakaian yang rapi dan pantas. Bahkan, pernah terjadi kepada seorang wartawan Harian Bisnis Indonesia, yang kini menjadi dosen, disangka seorang dokter oleh protokoler suatu simposium ilmu kedokteran. Begitu pun ketika meliput sebuah konferensi pers di Jakarta. Karena ia duduk berdekatan dengan pengusaha, disangka bankir oleh wartawan yang tidak mengenalnya.
5. Wartawan manusia pintar. Mitos ini yang melekat dalam masyarakat bahwa wartawan merupakan manusia yang memiliki intelegensia tinggi harus diwaspadai karena lewat wawancaranya yang tajam bisa menjerumuskan sumber berita yang salah omong. Pada kenyataannya tidak betul sebab masih banyak wartawan yang bertanya saat konferensi pers dengan pertanyaan yang amat sederhana, bahkan tidak mengerti apa yang dipresentasikan dalam acara itu.
6. Wartawan yang membutuhkan berita. Misalnya, ketika akan meliput seminar harus membayar, kemungkinan kecil mereka mau, kalau tidak meninggalkan acara itu, wartawan akan menunggu di luar, ketika seorang menteri yang menjadi pembicara dalam seminar itu keluar, maka dikejarnya menteri itu, besoknya turun berita, tanpa menyebut penyelenggara seminar. Buat panitia suatu kerugian luput dari publisitas panitia seminar itu di media massa.
7. Wartawan adalah manusia kebal hukum. Pada kenyataannya, wartawan tidak kebal hukum. Jika melanggar lalu lintas, ia tetap ditilang polisi, atau jika ada oknum wartawan yang memeras uang kepada sumber berita tetap akan diciduk pihak berwajib.
8. Wartawan sosok yang menakutkan. Akibat mitos ini, tidak sedikit oknum wartawan yang bergentayangan mencari sumber berita yang ujung-ujungnya meminta uang.
9.Wartawan bisa menulis apa saja. Dengan mengacu pada kaidah jurnalistik, wartawan sesungguhnya tidak bisa menulis berita sekendak hati. Meskipun ia penulisnya, belum tentu redakturnya memuat berita tersebut karena sebuah berita yang layak dimuat harus benar-benar faktual.
10. Wartawan manusia sakti. Artinya, wartawan mampu mengurus apa saja dan dapat menembus rumitnya birokrasi. Karena itu, muncul mitos jika ingin mengurus sesuatu, sebaiknya menitipkan pada kenalan seorang wartawan. Padahal, dalam mengurus sesuatu misalnya perpanjangan SIM dan STNK, wartawan tetap harus mengikuti prosedur resmi (Abdullah, 2000)