KESEDERHANAAN DALAM HITAM PUTIH

Warna secara psikologis punya pengaruh terhadap rasa. Warna-warna tertentu menjadi simbol dari sesuatu. Merah misalnya melambangkan keberanian, hitam melambangkan kemurungan, putih melambangkan kesucian. Warna-warna terang melambangkan keceriaan. Warna hitam putih adalah warna yang menunjukkan kesederhanaan.

Dalam dunia fotografi, warna merupakan salah satu elemen penting dalam membuat suatu karya foto. Menatap karya foto hitam putih, kadang menimbulkan kesan yang lain. Kadang timbul eksotis, mistis, religis dan menunjukkan pernyataan yang lebih bermakna mendalam. Pernyataan Ansel Adam seniman fotografi abad ini "Forget what it looks like. How does is feel?" Menjadi tak berlebihan dalam kontek ini.

Kesederhanaan sebuah kata yang mudah sekali diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan. Dalam kondisi bangsa yang mempunyai utang ribuan trilyun, kesederhanaan menjadi kata kunci yang semestinya dilakukan mulai dari pejabat kelurahan sampai pejabat paling tinggi beserta wakil-wakil rakyatnya. Mereka semestinya bisa menjadi panutan masyarakat.

Apakah mereka bisa menjadi panutan dalam hal kesederhanaan ?....................................................

Justru dalam kehidupan petani, nelayan, buruh, orang yang terpinggirkan kadang kita malah bisa menemukan contoh kesederhanaan.

Bisakah kita berkesederhanaan? .............................

Selasa, 15 Maret 2016

Membuat Mini Studio


Alat dan Bahan
1. Kardus
2. Kertas Manila
3. Gunting
4. Lem
5. Cutter
6. Selotip
7. Double Tape
8. Lakban
9. Penggaris
10. Pensil
11. Lampu

Kamis, 18 Februari 2016

Depth Of Field (Ruang Tajam)

 
DEPTH OF FIELD (RUANG TAJAM)

Kalau kita memotret, kita fokuskan pada satu titik sasaran tertentu, tetapi bukan titik itu saja yang akan tergambar tajam pada foto, melainkan juga arah ke depan dan belakang dari titik sasaran itu sampai batas-batas tertentu. Ruang antara batas titik tajam yang paling jauh ke belakang dan paling jauh ke depan diukur dari titik sasaran disebut Ruang Tajam. 
Ruang tajam dapat diatur dengan:
1. Lubang/Bukaan Diafragma.
2. Jarak pemotretan/Jarak Lensa-Subjek
3. Pilihan jarak titik bakar lensa (Panjang Fokus Lensa)

1. Mengatur Ruang Tajam dengan lubang Diafragma
Diafragma adalah, besar kecilnya bukaan. Diafragma artinya sekat, gunanya untuk menyekat atau menghalangi cahaya sampai ke film sebelum diperlukan. Letak diafragma itu kira- kira di tengah-tengah susunan kaca-kaca lensa dan terdiri dari delapan buah logam tipis bersusun yang sama-sama dapat membentuk lubang untuk meluluskan cahaya penyinaran. Besar kecilnya lubang diafragma untuk meluluskan cahaya penyinaran diatur dengan angka-angka yang disebut angka-angk adiafragma. Angka-angka itu disebut juga angka-angka f (f number atau f stop), sebagai berikut: f  1; 1,2; 1,4; 2; 2,8; 4; 5,6; 8; 11; 16; 22; 32; 45. Tiap angka menentukan satu lubang, misalnya f/1,4 membentuk lubang dengan diameter 1/1,4 jarak titik bakar lensa. Makin besar angka f, makin sedikit cahaya yang lulus masuk ke kamera. Makin kecil angka f, makin banyak cahaya yang lulus masuk ke kamera. Besar kecilnya angka f/stop ini menentukan kekuatan dari lensa. Makin kecil f/stop, makin kuat lensa tersebut. Kuat lensa adalah kemampuan sebuah lensa untuk melewatkan seberkas cahaya melalui lensa tersebut. Makin banyak cahaya yang dapat dilewatkan, makin baik lensa tersebut. Makin kecil lubang diafragma, makin besar ruang tajam atau untuk memperoleh ruang tajam yang besar, diperlukan lubang diafragma yang kecil. Makin besar lubang diafragma, makin kecil ruang tajam atau untuk memperoleh ruang tajam yang kecil, diperlukan lubang diafragma yang besar.

2. Mengatur Ruang Tajam dengan Jarak Pemotretan
Pada pemotretan dengan lensa normal (50mm) jarak 1 meter, f/5,6, ruang tajam mulai dari 0,93 meter dari kamera sampai 1,07 meter.  Berarti ruang tajamnya hanya 14cm. Namun, kalau kita mundur sampai 6 meter dari objek yang akan dipotret, sedang diafragmanya tetap f/5,6, maka ruang tajam pemotretan mulai dari 4,2 meter dari kamera sampai 10,8 meter, ruang tajamnya menjadi besar yaitu 6,6meter. Makin jauh objek yang dipotret, makin besar ruang tajam atau untuk mendapat ruang tajam yang besar harus memotret dari jauh. Makin dekat objek yang dipotret, makin kecil ruang tajam atau untuk mendapat ruang tajam yang kecil harus memotret dari dekat.

3. Mengatur Ruang Tajam dengan memillih Jarak Titik Bakar Lensa
Makin pendek jarak titik bakar lensa, makin besar ruang tajam yang dihasilkannya. Kalau ingin memperoleh ruang tajam yang lebih besar, pakailah lensa dengan jarak titik bakar yang pendek.

Senin, 18 Januari 2016

Memotret Objek Bergerak Dengan Teknik "Panning"





Memotret objek beregerak dengan teknik “Panning” 

Memotret objek bergerak bisa dilakukan dengan teknik freezing memakai kecepatan rana yang tinggi (cepat) menghasilkan kebekuan (diam) pada objek, bisa juga menggunakan kecepatan rana yang lambat menghasilkan objek yang nampak bergerak (moving). Kecepatan rana yang lambat bisa menimbulkan kebekuan (diam) bila dilakukan pada saat titik diam waktu memotret, misalnya pada saat pelompat tinggi melompat ada titik diam sebelum dia menurun ke bawah disinilah pemotret bisa menerapkan teknik freezing dengan kecepatan rana yang lambat. Bisa juga memotret objek bergerak dengan teknik panning hasil yang diharapkan objeknya jelas latar belakang kabur akibat dari pergerakan kamera.

Teknik ini tidak bisa diperoleh dalam waktu singkat, perlu latihan yang kontinyu dan sabar. Idealnya, kecepatan rana yang dipakai adalah 1/15 sampai 1/30 detik. Bila mendapatkan objek yang kecepatan geraknya tinggi, maka dapat mempergunakan kecepatan rana yang lebih tinggi dari yang ideal itu. Sebaiknya kepekaan film yang dipilih jangan lebih dari yang berISO 100. Panjang Jarak Fokus Lensa ideal adalah 50-150 mm (bagi kamera 35mm).

Mengatur Pencahayaan


Mengatur Pencahayaan

Pencahayaan adalah mengatur takaran cahaya yang harus sampai ke film untuk suatu pemotretan. Hal itu bergantung pada kepekaan film (ASA/ISO)  yang digunakan dan kekuatan cahaya yang menerangi objek yang dipotret. Pencahayaan diatur melalui kecepatan rana dan lubang diafragma,yang bersama sama meluluskan takaran cahaya yang diperlukan untuk emulsi film yang menampungnya. Berapa banyaknya cahaya harus lulus dapat ditentukan dengan mengatur sendiri(manual) artinya, kita sendiri yang mengatur kombinasi antara kecepatan rana dan bukaan diafragma. Tetapi kebanyakan kamera RLT (Refleks Lensa Tunggal) memilik ialat pengukur cahaya di dalam badannya yang  berhubungan secara elektronis dengan kecepatan rana dan diafragma.Alat itu disebut alat pengukur cahaya(lightmeter). Kamera ini juga dapat mengatur pencahayaan secara otomatis yang disebut auto exposure. Langkah langkah yang kita lakukan dalam memotret adalah,memasukkan film ke dalam kamera, memilih/menentukan objek, membidik objek, mengatur ketajaman (focusing), menyesuaikan pencahayaan, memencet tombol pelepas rana, memutar balik film/rewinding, mencuci&mencetak. Memilih dan menentukan objek yang menjadi sasaran pemotretan antara lain anak-anak(Children), Portraiture,Photo  Journalism,  Fashion, Olah Raga (Sport), Wildlife, Food Photography, UnderwaterPhotography, Industrial, Landscap, Architecture, Wedding. Pada saat membidik objek hendaknya kita perlu memperhatikan komposisi, jatuhnya sinar serta latar belakang. Ada banyak teori serta tehnik yang telah dikembangkan dalam duniafotografi, namun hanya beberapa saja yang menjadi dasar yang paling pokok yaitu: 1.  penguasaan terhadap kamera, 2. penguasaan terhadap sifat dari lensa, 3. pengusaaan terhadap cahaya dan sifat pencahayaan, kecepatan 4. menangkap moment dan sudut pengambilan gambar. Dari keempat dasar penguasaan tehnik foto, nomor 1 sampai 3 dapat kita pelajari dengan mudah, sedangkan yang keempat lebih bersifat kepada bakat atau kemampuan seseorang. Untuk mendapatkan foto yang baik ada faktor dasar yang harus kita kuasai diantaranya, dapat mengatur ketajaman gambar, dapat mengatur pencahayaan serta dapat mengatur pembatasan gambar atau komposisi gambar.

Memotret dengan Teknik Zooming




Memotret dengan teknik zooming

Memotret teknik zomming dilakukan dengan cara atur jarak, kemudian atur kecepatan rana pada 1/30 detik dan sesuaikan dengan diaframa. Pemotretan menggunakan tripod, karena tangan yang kiri untuk menarik/memutar lensa dan yang kanan untuk menekan tombol pelepas  rana. Buat sedemikian rupa sehingga saat penekanan tombol bersamaan dengan penarikan/pemutaran lensa.