KESEDERHANAAN DALAM HITAM PUTIH

Warna secara psikologis punya pengaruh terhadap rasa. Warna-warna tertentu menjadi simbol dari sesuatu. Merah misalnya melambangkan keberanian, hitam melambangkan kemurungan, putih melambangkan kesucian. Warna-warna terang melambangkan keceriaan. Warna hitam putih adalah warna yang menunjukkan kesederhanaan.

Dalam dunia fotografi, warna merupakan salah satu elemen penting dalam membuat suatu karya foto. Menatap karya foto hitam putih, kadang menimbulkan kesan yang lain. Kadang timbul eksotis, mistis, religis dan menunjukkan pernyataan yang lebih bermakna mendalam. Pernyataan Ansel Adam seniman fotografi abad ini "Forget what it looks like. How does is feel?" Menjadi tak berlebihan dalam kontek ini.

Kesederhanaan sebuah kata yang mudah sekali diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan. Dalam kondisi bangsa yang mempunyai utang ribuan trilyun, kesederhanaan menjadi kata kunci yang semestinya dilakukan mulai dari pejabat kelurahan sampai pejabat paling tinggi beserta wakil-wakil rakyatnya. Mereka semestinya bisa menjadi panutan masyarakat.

Apakah mereka bisa menjadi panutan dalam hal kesederhanaan ?....................................................

Justru dalam kehidupan petani, nelayan, buruh, orang yang terpinggirkan kadang kita malah bisa menemukan contoh kesederhanaan.

Bisakah kita berkesederhanaan? .............................

Minggu, 30 Januari 2011

Dasar-Dasar Fotografi

SUARA PEMBAHARUAN, YUDANTO PRAYITNO


Mungkin sering timbul pertanyaan bagi seorang pemula dibidang fotografi, pengetahuan apa yang harus dimiliki sebagai dasar untuk menekuni bidang fotografi? Atau pengatahuan dasar fotografi yang mana yang harus dikuasai seorang pemula dibidang fotografi untuk melangkah ke arah serius atau profesional?
Bagi seorang pemula mungkin sudah merasa puas jika bisa membuat gambar di bidang film dengan kamera baik kamera kompak atau SLR (single lens reflex), tanpa mempelajari fasilitas-fasilitas yang terdapat pada kamera. Tanpa tahu sifat-sifat lensa, tanpa tahu sifat-sifat film, teori pencahayaan, depth of field, komposisi, proses negatif-positif. Kecuali itu, tak menguasai hal-hal yang kelihatannya sepele seperti bagaimana mengisi film ke dalam kamera, memegang kamera yang benar, mengatur penyinaran yang masuk mengenai film, mengatur fokus (tajam pemotretan) dan memutar balik film (rewind).
Memegang kamera tampaknya sepele, tapi sebenarnya kalau tidak memegang benar, banyak sekali kerugian yang bisa terjadi. Kerugian-kerugian itu antara lain tidak lincah dalam memfokuskan sasaran atau bergoyangnya kamera saat menjepretkan rana. Bagi fotografer media massa, ketidak lincahan dalam memotret akan merupakan kerugian besar sebab banyak kejadian yang hanya berlangsung seper sekian detik.
Prinsipnya (caranya), kamera memang dirancang untuk dijepretkan dengan telunjuk tangan kanan, bukan dengan jari lain atau bahkan dengan tangan kiri. Jari tengah mengganjal bagian bawah badan kamera. Dengan demikian telunjuk tangan kiri dan ibu jari (jempol) tangan kiri itu bebas untuk memutar cincin pengatur tajam yang berada di ujung tabung lensa. Kamera dirapatkan ke kening dan tulang pipi, sedemikian rupa sehingga objek betul-betul lurus melalui jendela pengamat.
Kalau pemotret posisinya berdiri, usahakan kedua kaki direnggangkan sedikit supaya bisa berdiri dengan kokoh.

Mengisi Film
Mengisi film ke dalam kamera yang sudah dilengkapi alat otomatis sangatlah mudah tinggal membuka bagian belakang kamera, memasukkan film kemudian ditutup, maka secara otomatis film akan menggulung tanpa harus menyangkutkan film pada gigi-gigi sebuah roda yang terdapat pada sebelah kanan badan kamera.
Untuk kamera yang tidak dilengkapi alat otomatis maka ada cara yang bisa dilakukan yaitu cari tempat yang teduh atau membelakangi matahari, film pada kedua sisinya terdapat lubang-lubang kecil persegi empat untuk disangkutkan pada gigi-gigi sebelah roda yang terdapat dalam badan kamera.
Ujung film kira-kira sepanjang lima centimeter menjulur ke luar tabung. Untuk memasukkan film ke dalam kamera, buka tutup belakang kamera, sesudah itu memasukkan film ke dalam tempatnya di kiri dalam badan kamera. Permukaan film yang berkilat harus menghadap ke pemotret. Tarik film yang menjulur itu kalau belum cukup panjang supaya mudah memasukkan ujungnya ke dalam celah kumparan penerima di kanan badan kamera. Lubang-lubang pada kedua sisi film harus masuk ke gigi-gigi sebuah roda yang terdapat dekat kumparan penerima. Sesudah itu, putar gagang kumparan penerima yang berada di luar badan kamera perlahan-lahan untuk memajukan film sampai tersangkut pada celah kumparan penerima itu dan lubang-lubang pada kedua sisi film tepat dudukannya pada gigi-gigi roda. Sesudah itu tutup kembali belakang badan kamera.
Film yang tidak tersangkut pada kumparan penerima, maka film tidak akan maju setelah gagang kumparan penerima diputar dan setelah penyinaran dilakukan (ditekan tombol pelepas rana). Untuk mengetahui film telah tersangkut, pada waktu memutar kumparan penerima perhatikan arah yang ditunjukkan gambar anak panah yang terdapat pada tombol di atas tabung film di luar badan kamera. Gambar anak panah itu harus berputar melawan arah yang ditunjukkannya sebagai bukti, bahwa film betul-betul maju untuk pemotretan selanjutnya.

Fokus
Mengatur tajam pemotretan (fokus) artinya mengatur jarak antara lensa ke film. Kalau jarak itu tepat, pengaturan tajam sudah betul. Dilakukan dengan memutar cincin yang terdapat pada ujung tabung lensa ke kiri atau ke kanan sambil memperhatikan ketajaman proyeksi objek yang dipotret pada bidang kaca jendela pengamat. Disitu terdapat sebuah lingkaran kecil dan sebuah garis melintang ditengah (pada range finder jenis split image). 
Jika pengaturan tajam tidak betul, bayangan objek yang dipotret pada bagian atas dan bawah garis melintang itu tidak setentang (kalau yang dipotret garis lurus maka pada bagian atas dan bawah garis melintang ada patahan dan tidak lurus).
Untuk memudahkan pengaturan tajam pemotretan, pilihlah satu garis tegak pada objek yang dipotret. Proyeksi garis tegak pada objek itulah yang harus sejajar dengan bidang kaca jendela pengamat.
Bidang kaca jendela pengamat terdapat pula sebuah lingkaran kecil tetapi berisi susunan mikroprisma (pada range finder jenis microprism). Susunan mikroprisma yang kecil-kecil itu, memperlihatkan bayang-bayang objek yang dipotret dengan jelas kalau pengaturan tajam sudah benar. Sebaliknya, bayangan objek itu tampak kabur kalau pengaturan tajam tidak betul.

Penyinaran
Saat memotret, kita harus mengatur berapa banyak cahaya (sinar) yang masuk mengenai film supaya tidak kelebihan (over exposure) ataupun kekurangan (under exposure). Penyinaran di sini berarti mengatur takaran cahaya yang harus sampai ke film untuk suatu pemotretan. Hal ini bergantung pada kepekaan film yang digunakan dan kekuatan cahaya yang menerangi objek yang dipotret.
Penyinaran diatur melalui kecepatan rana dan lubang diafragma, yang bersama-sama meloloskan takaran cahaya yang diperlukan untuk emulsi film sebagai penampungnya. Berapa banyaknya cahaya yang harus lolos dapat ditentukan dengan mengatur sendiri (manual) artinya kita sendiri yang mengatur kombinasi antara kecepatan rana dan diafragma. Tetapi kebanyakan kamera SLR (single lens reflex) mempunyai alat pengukur cahaya dalam badannya (built-in lightmeter) yang berhubungan secara elektronis dengan kecepatan rana dan diafragma. Kamera jenis ini dapat mengatur penyinaran secara otomatis yang disebut auto exposure. 

Memutarbalik Film
Kamera yang mempunyai fasilitas otomatis tidak susah-susah memutarbalik film karena bila film sudah habis terpakai secara otomatis akan memutarbalik (rewind) sendiri. Ada tanda film habis pada kamera. Pertama, kita dapat melihat angka 36 pada tempat menghitung jumlah pemotretan bila yang menggunakan film yang berjumlah 36 pemotretan. Kedua, gagang kumparan penerima tidak bisa lagi diputar sepenuhnya dan agak sendat. Itu artinya, film harus digulung kembali ke dalam tabung asalnya. Caranya memutar tombol di atas tabung asal film dengan hati-hati, menurutkan arah yang ditunjukkan gambar anak panah. Kalau kita ingin supaya seluruhnya  film tergulung kembali ke dalam tabung asalnya, teruskan memutar sampai akhir putaran terasa agak berat karena harus melepaskan ujung film yang tersangkut pada celah kumparan penerima.
Setelah film lepas, putaran terasa ringan. Beberapa putaran lagi akan memindahkan seluruh film ke dalam tabung asalnya. Kalau film sudah berada kembali dalam tabung asalnya baru tutup belakang kamera dibuka untuk mengeluarkannya.
Memegang kamera, mengisi film, mengatur fokus, mengatur penyinaran, serta memutarbalik film, merupakan sebagian dari pengetahuan dasar fotografi yang harus dikuasai seorang pemula di bidang fotografi.
Ada banyak faktor yang harus dikuasai seorang pemula selain hal tersebut diatas misalnya menguasai kamera (fasilitas-fasilitas yang terdapat pada kamera), mempelajari sifat-sifat lensa, mengasai sifat-sifat film, teori pencahayaan, depth of field, komposisi serta proses negatif-positif. (Yudanto Prayitno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar