KESEDERHANAAN DALAM HITAM PUTIH

Warna secara psikologis punya pengaruh terhadap rasa. Warna-warna tertentu menjadi simbol dari sesuatu. Merah misalnya melambangkan keberanian, hitam melambangkan kemurungan, putih melambangkan kesucian. Warna-warna terang melambangkan keceriaan. Warna hitam putih adalah warna yang menunjukkan kesederhanaan.

Dalam dunia fotografi, warna merupakan salah satu elemen penting dalam membuat suatu karya foto. Menatap karya foto hitam putih, kadang menimbulkan kesan yang lain. Kadang timbul eksotis, mistis, religis dan menunjukkan pernyataan yang lebih bermakna mendalam. Pernyataan Ansel Adam seniman fotografi abad ini "Forget what it looks like. How does is feel?" Menjadi tak berlebihan dalam kontek ini.

Kesederhanaan sebuah kata yang mudah sekali diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan. Dalam kondisi bangsa yang mempunyai utang ribuan trilyun, kesederhanaan menjadi kata kunci yang semestinya dilakukan mulai dari pejabat kelurahan sampai pejabat paling tinggi beserta wakil-wakil rakyatnya. Mereka semestinya bisa menjadi panutan masyarakat.

Apakah mereka bisa menjadi panutan dalam hal kesederhanaan ?....................................................

Justru dalam kehidupan petani, nelayan, buruh, orang yang terpinggirkan kadang kita malah bisa menemukan contoh kesederhanaan.

Bisakah kita berkesederhanaan? .............................

Selasa, 01 Februari 2011

Komposisi

SUARA PEMBAHARUAN, YUDANTO PRAYITNO

Di dunia seni, komposisi cukup memegang peranan dalam menghasilkan suatu karya seni yang apik dan menarik. Baik itu seni lukis, seni musik, seni dalam mengatur ruangan ataupun di dunia fotografi. Bahkan di dunia fotografi ada suatu pendapat bahwa untuk menghasilkan foto yang baik salah satu syaratnya adalah komposisi yang baik, selain syarat lain seperti ketajaman gambar dan pencahayaannya.
Sebagai penggemar fotografi tidaklah lengkap bila hanya bisa membuat gambar di film tanpa diimbangi dengan pengetahuan tentang komposisi. Sebab komposisi mempunyai peranan dalam menambah nilai-nilai artistik, estetika dan bisa menonjolkan subjek utama foto yang kita buat.
Kita dapat memanfaatkan pengetahuan tentang komposisi untuk membentuk adanya kesan ruang. Bagi pemula di bidang fotografi, tampaknya sering mengabaikan komposisi karena masih terpecah konsentrasinya terutama dalam memilih kecepatan rana, bukaan diafragma, fokus, mengatur jarak dan lain sebagainya.
Bagi pemula latihan yang berkesinambungan sambil mempelajari dasar-dasar komposisi adalah cara yang terbaik.
Pengertian komposisi menurut Amir Hamzah Suleiman dalam bukunya Dasar-Dasar Pemotretan dengan Film Berwarna adalah penempatan dan penyusunan bagian-bagian sebuah gambar untuk membentuk kesatuan dalam sebuah bidang tertentu sehingga enak dipandang.
Komposisi bagi fotografi adalah suatu seni menempatkan gambar, benda-benda dan menyusun garis-garis dalam batas-batas bidang gambar sedemikian rupa sehingga dapat menyatakan dengan jelas apa yang terkandung didalamnya, supaya menyenangkan dipandang. Hal ini dinyatakan oleh Dadan Efendi dalam buku Pengetahuan Pragtis Fotografi.
Prof. Dr. R.M. Soelarko memberikan batasan komposisi sebagai pengertian seni rupa adalah susunan gambar dalam batasan ruang. Batasan ruang ini merupakan limitasi, sekaligus syarat mutlak bagi adanya komposisi.
Menyusun komposisi di dunia fotografi mempunyai pengertian sebagai upaya menyusun elemen-elemen foto seperti warna (nada kelabu dalam fotografi hitam putih), pola, tekstur, bentuk di dalam batasan suatu ruang. Sehingga dari elemen foto yang berlainan menjadi satu kesatuan yang saling mengisi dan mendukung satu sama lain sehingga lebih enak dipandang.
Tidak ada cara maupun aturan khusus tentang komposisi, yang ada hanyalah petunjuk yang bila diikuti dapat memberikan hasil yang baik dan lebih memuaskan. Namun semua itu tergantung dari selera dan rasa seni yang dipunyai si pemotret.
Untuk mempermudah penempatan dan penyusunan bagian-bagian gambar, mula-mula harus membuang bagian-bagian yang tidak penting. Supaya pusat perhatian (focus of interest) menonjol, bisa mengurangi latar belakang dan latar depan yang tidak ada gunanya.
Ada beberapa pedoman sederhana yang bisa dicoba untuk mendapatkan komposisi yang menarik.
Hendaknya jangan letakkan subjek utama (focus of interest) di pusat ruangan serta terlalu dekat dengan sisi-sisi gambar. Subjek utama dipusat ruangan kurang menarik perhatian mata, kalau terlalu ke sisi mengarahkan mata ke luar bingkai dan membuat gambarnya sangat tidak seimbang.
Cakrawala atau kaki langit jangan membagi gambar tepat setengah ruang. Letakkan agak ke bawah sepertiga, atau keatas duapertiga.
Untuk menggambarkan jarak yang jauh, letakkan cakrawala yang rendah.
Mata biasanya mencari cahaya, sehingga pusat perhatian yang terang dengan latar belakang gelap menarik mata lebih kuat dari pada gelap dengan latar belakang terang.
Coba menyusun gambar sedemikian sehingga mata akan diarahkan pada gambar itu dari salah satu sudut di bawah.
Orang atau barang apapun yang manghadap pada arah tertentu (misalnya mobil) hendaknya mempunyai ruangan yang lebih besar di depannya daripada di belakangnya.
Jika membuat gambar pemandangan, usahakan untuk mengikutsertakan barang yang tegak atau kokoh pada latar depan (misalnya sebuah pohon, karang dll), sehingga akan menghasilkan keseimbangan dan kedalaman pada pemandangan itu.
Jika membuat sebuah gambar orang, usahakan latar belakangnya tidak ramai, sehingga hasil gambar orang terbenam oleh latar belakangnya. Jika tidak dimungkinkan bikin latar belakangnya kabur dengan menggunakan bukaan diafragma yang besar, sehingga ruang ketajaman menjadi dangkal (sempit) dan latar belakangnya menjadi kabur (out of focus). Dengan demikian garis-garis orangnya menjadi tajam. Dapat pula dilakukan dengan sudut pemotretan rendah (berlutut) untuk memperoleh gambar orang bergaris tepi yang tajam dengan langit.
Hati-hati terhadap latar belakang tiang listrik, tiang telpon, tiang bendera, rentangan kabel-kabel (kawat) dan sebagainya di atas kepala. Faktor ini akan tidak begitu kentara pada jendela pembidik tetapi pada gambar berdemensi dua akan mengacaukan sekali.
Jika memotret ada garis-garis sejajar horizontal usahakan mengimbangi dengan garis-garis sejajar vertikal (pohon misalnya).
Letakkan pusat perhatian pada garis-garis yang paling melintang diagonal pada gambar. Garis diagonal dari sudut kiri bawah ke sudut kanan atas adalah garis imajinasi yang enak dipandang.
Bagi pemotret untuk mendapatkan komposisi yang baik dapat dilakukan sebelum menekan tombol pelepas rana dengan cara mengatur sudut pemotretan. Kemudian menunggu saat momen yang tepat dan mengatur subjek yang akan dipotret sehingga memenuhi selera komposisi yang kita inginkan. Dapat pula memperbaiki komposisi saat mencetak foto.
Untuk mendapatkan komposisi yang baik jangan gambarkan terlalu banyak. Yang sedikit itu indah. (Yudanto Prayitno)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar