KESEDERHANAAN DALAM HITAM PUTIH

Warna secara psikologis punya pengaruh terhadap rasa. Warna-warna tertentu menjadi simbol dari sesuatu. Merah misalnya melambangkan keberanian, hitam melambangkan kemurungan, putih melambangkan kesucian. Warna-warna terang melambangkan keceriaan. Warna hitam putih adalah warna yang menunjukkan kesederhanaan.

Dalam dunia fotografi, warna merupakan salah satu elemen penting dalam membuat suatu karya foto. Menatap karya foto hitam putih, kadang menimbulkan kesan yang lain. Kadang timbul eksotis, mistis, religis dan menunjukkan pernyataan yang lebih bermakna mendalam. Pernyataan Ansel Adam seniman fotografi abad ini "Forget what it looks like. How does is feel?" Menjadi tak berlebihan dalam kontek ini.

Kesederhanaan sebuah kata yang mudah sekali diucapkan tapi sulit untuk dilaksanakan. Dalam kondisi bangsa yang mempunyai utang ribuan trilyun, kesederhanaan menjadi kata kunci yang semestinya dilakukan mulai dari pejabat kelurahan sampai pejabat paling tinggi beserta wakil-wakil rakyatnya. Mereka semestinya bisa menjadi panutan masyarakat.

Apakah mereka bisa menjadi panutan dalam hal kesederhanaan ?....................................................

Justru dalam kehidupan petani, nelayan, buruh, orang yang terpinggirkan kadang kita malah bisa menemukan contoh kesederhanaan.

Bisakah kita berkesederhanaan? .............................

Jumat, 14 Maret 2014

Proses Negatif-Positif


Proses Negatif-Positif

Film berwarna mempunyai tiga lapis emulsi yang mengandung perak halida yang masing-masing peka akan cahaya biru, hijau dan merah. Berbagai benda yang di potret warnanya akan memantul ke lensa dan terus ke film, lalu merangsang satau, dua ataupun ketiga lapisan emulsi film itu.
Selain perak halida, ketiga lapisan itu mengandung bahanpembentuk warna yang disebut “Coupler” (baca: kopler). Kopler pada lapisan emulsi pertama yang peka akan warna biru membentuk bahan warna lawannya yaitu kuning. Kopler di lapisan kedua yang peka akan warna hijau akan membentuk bahan warna lawannya yaitu magenta. Dan kopler lapisan ketiga yang peka akan warna merah akan membentuk warna lawannya yaitu Cyan.

Terjadinya negatif warna (terjadinya negatif)

1. Warna-warna yang di potret berturut-turut dari kiri ke kanan: b (biru), h(hijau),m(merah), k(kuning), m(magenta), c(cyan), p(putih) dan h(hitam).
2. Tiga lapis emulsi yang mengandung perak halida dan kopler : lapisan atasnya peka biru, lapisan tangah peka hijau dan lapisan bawah peka merah. Yang terjadi setelah penyinaran, dari kiri ke kanan : cahaya biru merangsang perak halida peka warna biru, cahaya hijau merangsang perak halida peka warna hijau dan cahaya merah merangsang perak halida peka warna merah. Cahaya  kuning (hijau + merah) merangsang perak halida yang peka hijau dan merah. Cahaya magenta (biru + merah) merangsang perak halida yang peka biru dan merah. Cahaya cyan (biru + hijau) merangsang perak halida yang peka biru dan hijau. Cahaya putih (biru + hijau + merah) merangsang perak halida yang peka biru, hijau dan merah. Cahaya hitam tak berwarna. Oleh karena itu, tidak merangsang ketiga lapisan emulsi.
3. Perak halida yang terangsang membentuk gambar laten.
Tahap 1 sampai 3 terjadi setelah pemotretan.
4. Setelah film di cuci dengan obat pengembang, pada semua gambar laten terjadi pembentukan logam hitam, sekaligus dengan adanya kopler disitu terbentuk pula bahan warna negatif dari objek yang dipotret berturut-turut dari kiri ke kanan : K (kuning), M (magenta), C (cyan), M (magenta) + C (cyan), K (kuning) + C (cyan), K (kuning) + M (magenta), K (kuning) + M (magenta) + C (cyan). Pada petak terakhir tidak terbentuk warna apapun.
5. Dengan obat pemucat-penetap dilarutkan sisa-sisa perak halida dan perak logam yang tidak diperlukan, sambil menetapkan warna-warna yang telah terbentuk. Akhirnya, dengan air bersih semua larutan dihanyutkan. Maka tinggallah warna-warna yang sudah terbentuk. Dari kiri ke kanan : K (kuning), M (magenta), C (cyan), M (magenta) + C (cyan), K (kuning) + C (cyan), K (kuning) + M (magenta), K (kuning) + M (magenta) + C (cyan). Pada petak terakhir tidak terbentuk warna apapun.
6. Negatif yang sudah jadi itu kalau dilihat melalui cahaya putih menggambarkan warna-warna lawan atau warna- warna negatif dari warna-warna yang di potret yaitu : Kuning (lawan biru), Magenta (lawan hijau), Cyan (lawan merah), Biru (lawan kuning), Hijau (lawan magenta), Merah (lawan cyan), Hitam (lawan putih) dan Putih (lawan hitam).


Terjadinya Warna Pada Kertas Foto Berwarna (terjadinya positif)

1. Cahaya lampu alat pembesar yang putih itu terdiri dari cahaya biru, hijau dan merah.
2. Negatif yang disorotkan adalah negatif yang diterangkan di atas dan diletakkan terbalik. Pada petak pertama terdapat bahan warna kuning. Pada petak kedua terdapat bahan warna magenta dan pada petak ketiga terdapat bahan warna cyan. Pada petak keempat, kombinasi bahan warna cyan dan magenta yang merupakan warna biru. Pada petak kelima, kombinasi warna cyan dan kuning merupakan warna hijau dan pada petak keenam kombinasi bahan warna magenta dan kuning menjadi warna merah. Pada petak ketujuh, kombinasi bahan warna cyan, magenta dan kuning menjadi hitam. Pada petak kedelapan tidak ada bahan berwarna berarti jernih. Bahan warna pada negatif  itu menghambat cahaya berlawanan warnanya. Cahaya biru dihambat oleh bahan warna kuning. Cahaya hijau dihambat oleh bahan warna magenta dan cahaya merah dihambat oleh bahan warna cyan.
3. Kertas foto yang menampung sorotan gambar negatif, emulsinya mengandung perak halida yang pada lapisan atas peka merah, pada lapisan tengah peka hijau dan pada lapisan bawah peka biru. Cahaya sorotan lampu pembesar yang tidak terhambat, merangsang perak halida pada emulsi yang peka akan cahaya sorotan tersebut. Cahaya biru merangsang perak halida pada lapisan emulsi yang peka biru. Cahaya hijau merangsang perak halida pada lapisan emulsi yang peka hijau dan cahaya merah merangsang perak halida pada lapisan emulsi yang peka merah. Dimana emulsi terangsang disitu terbentuk gambar laten, artinya, ada tetapi tidak nampak.
Hasil Penyinaran dengan Lampu Alat Pembesar
4. Pada waktu kertas di cuci, obat pengembang membentuk perak logam hitam pada gambar laten. Dengan adanya kopler atau bahan pembentuk warna, maka dimana telah terbentuk perak logam hitam, disitu terbentuk pula bahan warna cyan pada lapisan atas, magenta pada lapisan tengah dan kuning pada lapisan bawahnya.
5. Seterusnya obat pemucat-penetap melarutkan perak logam hitam, juga perak halida yang tidak terkena cahaya, tanpa mengganggu bahan warna yang sudah terbentuk. Akhirnya, kertas itu dibilas dengan air. Air pembilas menghanyutkan sisa-sisa larutan dan obat-obatan yang masih tertinggal dalam sela-sela gelatin. Maka pada lapisan atas tinggal bahan warna cyan, pada lapisan tengah bahan warna magenta dan lapisan bawah tinggal warna kuning.
6. Kalau kita melihat gambarnya pada kertas foto itu, maka yang tampak berturut-turut warna : Cyan + Magenta =Biru, Cyan + Kuning = Hijau dan Magenta + Kuning = Merah. Selanjutnya adalah warna : Kuning, Magenta, Cyan lalu Putih. Terakhir adalah Cyan + Magenta + Kuning = Hitam. Jadi, cocok dengan objek yang dipotret, yaitu warna biru, hijau, merah, kuning, magenta, cyan, putih dan hitam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar