Proses
Negatif-Positif
Film berwarna
mempunyai tiga lapis emulsi yang mengandung perak halida yang masing-masing
peka akan cahaya biru, hijau dan merah. Berbagai benda yang di potret warnanya
akan memantul ke lensa dan terus ke film, lalu merangsang satau, dua ataupun
ketiga lapisan emulsi film itu.
Selain perak
halida, ketiga lapisan itu mengandung bahanpembentuk warna yang disebut
“Coupler” (baca: kopler). Kopler pada lapisan emulsi pertama yang peka akan
warna biru membentuk bahan warna lawannya yaitu kuning. Kopler di lapisan kedua
yang peka akan warna hijau akan membentuk bahan warna lawannya yaitu magenta.
Dan kopler lapisan ketiga yang peka akan warna merah akan membentuk warna
lawannya yaitu Cyan.
Terjadinya negatif warna
(terjadinya negatif)
1. Warna-warna yang di potret
berturut-turut dari kiri ke kanan: b (biru), h(hijau),m(merah), k(kuning),
m(magenta), c(cyan), p(putih) dan h(hitam).
2. Tiga lapis emulsi yang
mengandung perak halida dan kopler : lapisan atasnya peka biru, lapisan tangah
peka hijau dan lapisan bawah peka merah. Yang terjadi setelah penyinaran, dari
kiri ke kanan : cahaya biru merangsang perak halida peka warna biru, cahaya
hijau merangsang perak halida peka warna hijau dan cahaya merah merangsang
perak halida peka warna merah. Cahaya
kuning (hijau + merah) merangsang perak halida yang peka hijau dan merah.
Cahaya magenta (biru + merah) merangsang perak halida yang peka biru dan merah.
Cahaya cyan (biru + hijau) merangsang perak halida yang peka biru dan hijau.
Cahaya putih (biru + hijau + merah) merangsang perak halida yang peka biru,
hijau dan merah. Cahaya hitam tak berwarna. Oleh karena itu, tidak merangsang
ketiga lapisan emulsi.
3. Perak halida yang terangsang
membentuk gambar laten.
Tahap 1 sampai 3 terjadi setelah
pemotretan.
4. Setelah film di cuci dengan
obat pengembang, pada semua gambar laten terjadi pembentukan logam hitam,
sekaligus dengan adanya kopler disitu terbentuk pula bahan warna negatif dari
objek yang dipotret berturut-turut dari kiri ke kanan : K (kuning), M
(magenta), C (cyan), M (magenta) + C (cyan), K (kuning) + C (cyan), K (kuning)
+ M (magenta), K (kuning) + M (magenta) + C (cyan). Pada petak terakhir tidak
terbentuk warna apapun.
5. Dengan obat pemucat-penetap
dilarutkan sisa-sisa perak halida dan perak logam yang tidak diperlukan, sambil
menetapkan warna-warna yang telah terbentuk. Akhirnya, dengan air bersih semua
larutan dihanyutkan. Maka tinggallah warna-warna yang sudah terbentuk. Dari
kiri ke kanan : K (kuning), M (magenta), C (cyan), M (magenta) + C (cyan), K
(kuning) + C (cyan), K (kuning) + M (magenta), K (kuning) + M (magenta) + C
(cyan). Pada petak terakhir tidak terbentuk warna apapun.
6. Negatif yang sudah jadi itu
kalau dilihat melalui cahaya putih menggambarkan warna-warna lawan atau warna-
warna negatif dari warna-warna yang di potret yaitu : Kuning (lawan biru),
Magenta (lawan hijau), Cyan (lawan merah), Biru (lawan kuning), Hijau (lawan
magenta), Merah (lawan cyan), Hitam (lawan putih) dan Putih (lawan hitam).
Terjadinya Warna Pada Kertas Foto
Berwarna (terjadinya positif)
1. Cahaya lampu alat pembesar
yang putih itu terdiri dari cahaya biru, hijau dan merah.
2. Negatif yang disorotkan adalah
negatif yang diterangkan di atas dan diletakkan terbalik. Pada petak pertama
terdapat bahan warna kuning. Pada petak kedua terdapat bahan warna magenta dan
pada petak ketiga terdapat bahan warna cyan. Pada petak keempat, kombinasi
bahan warna cyan dan magenta yang merupakan warna biru. Pada petak kelima,
kombinasi warna cyan dan kuning merupakan warna hijau dan pada petak keenam
kombinasi bahan warna magenta dan kuning menjadi warna merah. Pada petak
ketujuh, kombinasi bahan warna cyan, magenta dan kuning menjadi hitam. Pada
petak kedelapan tidak ada bahan berwarna berarti jernih. Bahan warna pada
negatif itu menghambat cahaya berlawanan
warnanya. Cahaya biru dihambat oleh bahan warna kuning. Cahaya hijau dihambat
oleh bahan warna magenta dan cahaya merah dihambat oleh bahan warna cyan.
3. Kertas foto yang menampung
sorotan gambar negatif, emulsinya mengandung perak halida yang pada lapisan
atas peka merah, pada lapisan tengah peka hijau dan pada lapisan bawah peka
biru. Cahaya sorotan lampu pembesar yang tidak terhambat, merangsang perak
halida pada emulsi yang peka akan cahaya sorotan tersebut. Cahaya biru
merangsang perak halida pada lapisan emulsi yang peka biru. Cahaya hijau
merangsang perak halida pada lapisan emulsi yang peka hijau dan cahaya merah
merangsang perak halida pada lapisan emulsi yang peka merah. Dimana emulsi
terangsang disitu terbentuk gambar laten, artinya, ada tetapi tidak nampak.
Hasil Penyinaran dengan Lampu
Alat Pembesar
4. Pada waktu kertas di cuci,
obat pengembang membentuk perak logam hitam pada gambar laten. Dengan adanya
kopler atau bahan pembentuk warna, maka dimana telah terbentuk perak logam
hitam, disitu terbentuk pula bahan warna cyan pada lapisan atas, magenta pada
lapisan tengah dan kuning pada lapisan bawahnya.
5. Seterusnya obat
pemucat-penetap melarutkan perak logam hitam, juga perak halida yang tidak
terkena cahaya, tanpa mengganggu bahan warna yang sudah terbentuk. Akhirnya,
kertas itu dibilas dengan air. Air pembilas menghanyutkan sisa-sisa larutan dan
obat-obatan yang masih tertinggal dalam sela-sela gelatin. Maka pada lapisan
atas tinggal bahan warna cyan, pada lapisan tengah bahan warna magenta dan
lapisan bawah tinggal warna kuning.
6. Kalau kita melihat gambarnya
pada kertas foto itu, maka yang tampak berturut-turut warna : Cyan + Magenta
=Biru, Cyan + Kuning = Hijau dan Magenta + Kuning = Merah. Selanjutnya adalah
warna : Kuning, Magenta, Cyan lalu Putih. Terakhir adalah Cyan + Magenta +
Kuning = Hitam. Jadi, cocok dengan objek yang dipotret, yaitu warna biru,
hijau, merah, kuning, magenta, cyan, putih dan hitam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar